Alhamdulillah, telah terlaksana hajatan akbar Racana Pangeran Timoer - Retno Djumilah, Penerimaan Warga Racana, acara yang bertemakan "Dede Tekad Pamrih, nangging Tekad Asih". yang secara garis besar berarti "Melakukan sesuatu bukan karena pamrih." Yak, acara yang difokuskan untuk menjaring minat para mahasiswa dalam bidang Pramuka dan sekaligus memperkenalkan pendidikan kepramukaan bagi kakak-kakak mahasiswa PGSD ( Pendidikan Guru Seklah Dasar ) cukup mendapat respon dari para peserta.
Acara yang diikuti oleh lebih dari 450 orang peserta kemarin berjalan dengan lancar, tanpa ada satu halangan apapun, berkat kerja sama kakak-kakak rekan kerja Racana Pangeran Timoer - Retno Djumilah dan juga para peserta baik dari PGSD maupun non PGSD.
Hari Pertama
Berangkat 28 Oktober dari kampus tercinta, atau lebih tepatnya dari kampus dua IKIP PGRI Madiun pukul 07.30, setelah seluruh peserta dibariskan dan melakukan absen, pembagian slayer serta pengumpulan buku tulis untuk keperluan baksos, kembali ke barisan menurut absensi truk, berangkan mengunakan 17 truk ( kalau nggak salah ) he.. wew lumayan banyak juga. cap cus, langsung menuju bumi perkemahan Kandangan, atau lebih tepatnya di Lapangan kompleks perkebunan kopi Kandangan, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, perjalanan sekitar satu jam, melewati jalan yang berliku-liku dan naik turun lembah, bukit, sungai, ngarai, dan gunung salju hehehe .. sampaila di bumi perkemahan, peserta bersiap menurunkan barang dari truk dan segera menempati kapling yang sudah disediakan oleh panitia. Tidak lupa baris dulu dong, namanya juga Pramuka, everything should be done in clear, harus rapi dan teratur, mahasiswa gitu loh... :) ok, setelah tenda berdiri, yang PA bisa langsng sholat jumat, ngadem di masjid, yang PI nunggu yang PA dateng, asek.. asek... Setelah itu kumpul lagi untuk upacara pembukaan.
Sorenyapun diisi dengan materi, dari panitia menyediakan tiga pilihan materi yang ingin diikuti, PP/P3K oleh Kak Noreta, SAR oleh Kak Nita Depit, dan Lantas oleh Kak Lucky Eko, mulai ba'da Asar sampai Sebelum Maghrib, ya, lumayan lah untuk nambah ilmu.
Malamnya diisi dengan kegiatan perkenalan dari masing-masing panitia, dari setiap koordinator beserta staf-staffnya, dan tidak lupa pengurus inti ( KDR, Kerani, Juru Uang, Pemangku Adat ), dilanjut kegiatan apel malam, absen, lalu beristirahat untuk hari esok.. tidoooorrrrr .......
Hari ke-2
Bangun pagi-pagi untuk menjalankan kewajiban sholat shubuh pukul 05.00, trus olah raga pagi sambil masak buat persiapan jelajah. Yap, pukul 08.00 sudah pada berangkat jelajah ( sebagian ) sebagian lagi dapet materi out bond dari panitia. Ok, mulai dari pos pemberangkatan sampai pos empat, ada kecelakaan di pihak peserta, gawat, ada tiga peserta yang kena sengat lebah, haduduwh.. kasian banget pokoknya, sukurin hehehe.. nggak, namanya anak Pramuka harus kuat dong, masak kalah sama tawon, ok, lanjut sampai akhir. Setelah kloter pertama sudah pulang, dilanjutkan kloter ke-2 yang berangkat jelajah, yang ini tambah seru lagi, hujan deras turun menyerbu kami, dan kami maklumi itu, karena ini juga pas musimnya hujan, jadi ya mau bagaimana lagi, harus disyukuri :) Alhamdulillah..
Malam kedua ini diisi dengan kegiatan khas dari setiap perkemahan, yaitu malam api unggun, dilanjutkan dengan pensi dari peserta, wih keren euy, ada cewek yang bisa nari Pujangganong, pasti dari Ponorogo tuh (ah sok tau), ada juga yang menampiklan tari modern, kayaknya sih campuran, ada shufflenya juga kayaknya, hihihi ( sok tau lagi ) yah, nggak apa-apa lah, namanya juga berusaha. Weitzz, ada yang kelupaan, dari pihak panitia juga menampilkan pensi lo... ada Kak Anggriawan & Kak Hadiono yang jago sulap, mantab deh pokoknya, sampai pagi....... hehehe, jam 11 malam sudah tidur kok.
Hari ke-3
Di hari terakhir ini, kita nggak banyak keluar dari buper, acara pagi seperti biasa, sholat shubuh, ishoma ( istirahat, sholat, makan ) trus jam 08.00 perwakilan RT ( kelompok ) berangkat untuk kegiatan, kegiatan hari ini diawali dengan baksos ( Bakti Sosial ) ke rumah-rumah warga sekitar, ke masjid, dan sebagian tetap di buper untuk membersihkan buper, asik pokoknya. Sampai siang hari, dan waktunya persiapan pulang...
Tapi jangan terburu-buru, karena dari rangkaian kegiatan, Racana Pangeran Timoer - Retno Djumilah punya adat tersendiri untuk menyambut Tamu Racana. Hujan yang turun di waktu berjalannya prosesi adatpun menambah khidmat, peserta ditutup matanya dan dituntun berjalan menuju ke sungai dekat bumi perkemahan, dan disitulah mereka diberi minum Jamu Pahitan. Bukan tanpa maksud yang berarti, adat ini meiliki makna tersirat bahwa dalam kehidupan ini kita tidak akan semudah itu menjalaninya, jika dari kita menginginkan suatu hasil yang manis, maka kita harus mau menanggung pahit di jalan kehidupan kita, berusaha mencapai suatu hasil yang indah di akhir hidup tidak semudah membalikkan telapak tangan, dan itulah yang akan kita rasakan, melalui satu rangkaian adat ini, diharapkan kakak-kakak akan lebih mengerti akan pentingnya perjuangan dalam hidup, terlebih kita dididik dalam lingkungan pendidikan, dan suatu saat akan menjadi tenaga pendidik itu sendiri.
Hujan reda dengan tiba-tiba beberapa menit menjelang selesainya prosesi adat, digantikan dengan terik matahari yang menyengat sampai kembalinya di buper dan menjelang upacara penutupan, seragam yang tadinya basah karena hujan, sampai sedikit kering, itulah hebatnya.
Untuk kakak-kakak yang ingin mengintip foto-foto lain yang tentu lebih banyak, bisa dibuka Facebook Racana dengan mengklik DISINI. :) yang mau kirim kritik, saran, kesan maupun pesan. monggo.....
TTD. Panitia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar